Gambar 3 Cara Menyikapi Jalur Pendakian di Tutup 1

3 Cara Menyikapi Jalur Pendakian di Tutup

Ada beberapa jalur pendakian di tutup. Dengan jalur pendakian yang ditutup itu artinya pendaki tidak bisa melakukan pendakian. Setiap tahunnya ada beberapa atau bahkan banyak gunung ditutup karena berbagai alasan. Terlebih lagi saat pandemi seperti saat ini dimana beberapa lokasi pendakian ditutup untuk sementara bisa 3 minggu sampai dengan berbulan-bulan lamanya tergantung dengan keputusan dan kebijakan pihak pengelola.

 

Ada beberapa sikap yang bisa Anda ambil untuk menyikapi pendakian ditutup ini. Dengan menyikapi secara bijak dan tepat ini Anda bisa menentukan langkah selanjutnya. Selain itu Anda bisa merencanakan dengan baik langkah dan sikap yang akan Anda ambil saat pendakian tersebut dibuka kembali. Berikut ini adalah beberapa cara menyikapi jalur pendakian ditutup yang bisa Anda lakukan:

Ketahui Gunung yang Ditutup Untuk Pendaki

Hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk menyikapi jalur pendakian di tutup ini adalah dengan mengetahui daftar gunung apa saja yang ditutup tersebut. Misalnya saja untuk tahun 2021 gunung yang ditutup dalam waktu yang lama adalah gunung Semeru, gunung Prau dan masih banyak lagi lainnya. Ketahui dengan pasti kapan gunung tersebut akan dibuka kembali untuk pendaki.

Mengumpulkan banyak informasi ini menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Saat ini mudah bagi Anda untuk mendapatkan informasi pendakian karena sudah ada aplikasi atau platform berbasis digital untuk para pendaki mudah maupun masyarakat umum. Misalnya saja adalah Anda ingin mendaki gunung Rinjani maka Anda bisa menggunakan aplikasi eRinjani.

Gunakan Jalur Resmi

Ada beberapa gunung yang jalur pendakian di tutup secara tiba-tiba karena berbagai macam alasan seperti cuaca ekstrim, adanya insiden pendaki yang hilang dan juga meninggal. Tujuan penutupan ini adalah untuk memudahkan saat operasi pencarian, penyelamatan maupun evakuasi. Dengan banyaknya pendaki yang datang tentu akan membuat operasi tersebut sulit untuk dilakukan.

Tentu hal ini menjadi hal yang diluar rencana dan juga dugaan Anda. Saat Anda masih mendaki atau berada di puncak namun jalur pendakian di tutup sementara Anda tidak perlu khawatir dan takut. Anda bisa bernafas lega jika menggunakan jalur resmi. Posisi Anda akan selalu terpantau pengelola dengan baik meski pendakian tersebut ditutup untuk pendaki baru. Saat ini pun ada gelang yang bisa dijadikan sebagai GPS untuk melacak posisi keberadaan Anda saat berada di gunung sehingga saat cuaca ekstrim misalnya mereka bisa mudah menemukan Anda dan melakukan evakuasi.

Hindari Jalur Ilegal

Pendakian yang ditutup ini menjadi momok bagi pendaki terutama yang sudah merencanakan pendakian jauh-jauh hari sebelumnya. Ada beberapa kasus yang mana pendaki menggunakan jalur ilegal yaitu jalur yang tidak resmi dibuka dengan alasan tertentu seperti medan yang berbahaya dan sebagainya. Dibandingkan Anda harus mendaki dengan jalur ilegal sebaiknya Anda menunggu sampai jalur pendakian resmi dibuka kembali. Menggunakan jalur ilegal ini hanya akan membahayakan keselamatan dan juga keamanan Anda.

Ada beberapa kasus pendaki yang hilang dan ditemukan tidak selamat karena pendaki tersebut nekat menggunakan jalur pendakian ilegal yang tidak disarankan oleh pengelola. Akibatnya ketika hal buruk tersebut terjadi pengelola sulit melakukan evakuasi karena data pasti kapan pendaki ilegal tersebut naik gunung dan kapan seharusnya turun gunung tidak ada dan tidak tercatat di bagian registrasi. Selain itu pendakian ilegal ini juga merugikan baik dari segi material maupun non material.

Resiko Mendaki Saat Pendakian Ditutup

Ada beberapa resiko yang bisa Anda dapatkan dengan nekat melakukan pendakian di jalur yang sudah ditutup. Resiko inilah yang harus dipahami oleh semua pendaki jika tetap nekat melakukan pendakian di jalur ilegal. Simak beberapa resikonya yang sangat penting untuk diperhatikan:

  1. Cuaca yang ekstrim

Salah satu alasan mengapa jalur pendakian ditutup karena cuaca yang esktrem.  Tentu hal ini sudah banyak diketahui oleh pendaki. Cuaca yang tidak mendukung dan tidak diprediksi ini membuat keselamatan dan keamanan Anda menjadi taruhannya. Dengan cuaca yang ekstrim ini bisa membuat perjalanan dan pendakian menjadi lebih sulit. Anda akan dihadapkan pada jalanan yang licin yang meningkatkan resiko tergelincir dan terperosok.

  1. Bahaya hewan liar

Salah satu alasan mengapa pendakian di tutup ini bisa dikarenakan hewan liar. Pemulihan ekosistem yang dilakukan memungkinkan gunung tersebut banyak hewan liar. Saat pegunungan banyak didaki oleh manusia keseimbangan ekosistem tersebut tidak akan terjaga karena banyaknya aktivitas manusia yang dilakukan. Kebebasan hewan asli ini terganggu karena banyaknya pendaki.

  1. Jalur yang sepi

Saat pendakian di tutup dan Anda mendaki di jalur ilegal maka gunung akan sepi pendaki. Hal tersebut membuat kecelakaan di gunung menjadi meningkat. Selain itu sepinya pendaki akan membuat pertolongan lambat karena tidak ada yang menolong.

  1. Menyusahkan

Hal inilah yang paling dirasakan jika Anda mendaki di jalur ilegal karena jalur resmi pendakian ditutup.  Coba Anda bayangkan jika kecelakaan tersebut benar-benar terjadi, Anda tidak hanya menyulitkan diri Anda sendiri namun akan menyulitkan orang lain. Akan banyak tim SAR dan juga relawan yang akan melakukan pencarian. Saat terjadi kecelakaan, evakuasi tidak hanya dilakukan dalam waktu sehari atau dua hari saja namun juga bisa dilakukan berminggu-minggu.

  1. Mendapatkan sanksi dan terkena blacklist

Jangan sampai karena ketidaksabaran menunggu jalur resmi dibuka Anda justru mendapatkan blacklist. Hal ini sempat terjadi pada 11 pendaki yang terkena blacklist dari Gunung Dempo. Pendaki tersebut hanya melakukan registrasi sebanyak 6 orang padahal yang mendaki sebanyak 11 orang. Kesalahan mereka ditambah dengan melewati jalur pendakian yang sudah ditutup.

Sebanyak 6 orang pendaki mendaftar di jalur pendakian di jalur resmi dan 5 orang lainnya menggunakan jalur ilegal yang bebas bayar. Hal ini melanggar surat pemberitahuan yang telah ditetapkan oleh Polres Pagar Alam. Tentu hal ini bisa dijadikan sebagai peringatan bagi yang ingin melakukan pendakian. Pendaki harus  selalu menaati peraturan yang ditetapkan oleh pengelola setempat dan berlaku jujur supaya tidak merugikan orang lain. Hobi Anda justru akan menjadi terganggu saat Anda terkena sanksi karena dalam waktu tertentu Anda tidak akan bisa melakukan pendakian.

  1. Mendapatkan denda

Tidak hanya blacklist saja yang bisa Anda dapatkan namun juga bisa mendapatkan denda.  Denda bisa diberikan kepada para pendaki yang terbukti melakukan pelanggaran. Oleh sebab itu sebelum Anda melakukan pendakian penting untuk mengetahui surat pemberitahuan dan informasi yang ditetapkan di gunung tersebut.

  1. Pemandangan bagus sulit didapatkan

Dalam cuaca yang ekstrim ini akan membuat intensitas hujan bisa lebih sering didapatkan. Selain itu cuaca yang ekstrim ini akan membuat awan mendung, kabut bahkan bisa menyebabkan petir kapan saja. Tentu hal ini akan membuat pendakian Anda tidak terasa menyenangkan namun berubah menjadi menakutkan.

Di saat pandemi Covid-19 ini banyak jalur resmi pegunungan yang ditutup. Penting  bagi Anda untuk mengetahui gunung apa saja yang jalur pendakian di tutup selain itu Anda harus mengetahui apakah gunung tersebut berada di zona merah atau tidak, peningkatan kasus Covid-19 yang melonjak secara signifikan akan membuat jalur resmi tersebut ditutup secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga Anda tidak bisa melakukan pendakian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Respon Cepat
Jaminan Kepuasan
Limited Lifetime Guarantee
100% Transaksi Aman
Kirim pesan
1
Butuh bantuan?
Halo kak,
Ada yang bisa Fida bantu?