LIFETIME BROTHERHOOD
Tanpa disadari ketertarikan kita pada sebuah gunung ternyata memang bisa dimulai sejak kecil. Seringkali saat pelajaran menggambar, kadang kita akan menggambar pemandangan gunung dan sekitarnya seperti ladang, sawah, pohon cemara, matahari terbit dari balik gunung ataupun jalan setapak.
Bagi kamu pendaki gunung atau para petualang, hal-hal seperti yang pernah kita gambarkan dulu saat kecil mungkin sekarang bisa kita nikmati kala mengunjungi atau merasakan sensasi sebuah destinasi perjalanan pendakian gunung. Pesona alam akan selalu membuat kita bergembira dan terpesona saat melihat dan mengunjunginya. Selain pesona hamparan landscape indahnya, gunung ternyata juga menawarkan pesona lainnya yaitu pesona tentang sebuah istimewanya interaksi dengan individu lain dan rasa jalinan persaudaraan, persahabatan yang lebih terasa berkesan saat kamu mendaki.
Di gunung kita akan dituntut banyak berinteraksi dengan rekan pendakian satu team, travelmate, atau antara satu pendaki dengan pendaki lainnya yang bahkan belum pernah mengenal sama sekali.
Bukankah di perkotaan atau tempat kita tinggal, kita juga akan bertemu banyak orang dan berinteraksi dengan orang lain??? Iya benar… tapi di gunung segala sesuatunya akan sangat berbeda dan sekali lagi “istimewa”.
Di gunung semua sama, karena kebanyakan merasa senasib sepenanggungan. Berbagi di alam terbuka, bagi kita para pendaki gunung akan sangat bermakna sekali.
Dengan intensitas dan level berbagi yang sangat tinggi akan membuat banyak hal terkuak namun sulit terungkap “Pendekatan untuk mengetahui lebih jauh tentang seseorang akan lebih mudah kita dapatkan di gunung”.
“ Kebahagiaan akan menjadi sebuah kenyataan hanya saat kita berbagi” Christopher McCandles
Berbeda dengan teman kita yang tinggal di kota atau tetangga komplek di dunia nyata yang mungkin saja bisa jadi nggak se-friendly rekan pendakian atau para pendaki bukan??? Ya.. mungkin saja… Mirisnya, Kebanyakan teman kita akan sibuk memandang layar smartphone, bersosmed ria, atau sibuk dengan game-nya saat berkumpul di sebuah tempat yang penuh dengan akses data internet, wifi, atau hotspot,hehehe… Sehingga interaksi antar individu akan sangat jauh berkurang.
Di gunung semuanya berbeda, seperti yang diungkapkan Bapak Budi Santoso, Direktur COZMEED : “Dulu sewaktu muda hal yang membuat saya tertarik ketika mendaki gunung adalah saat bertemu seorang pendaki atau pendaki lainnya. Kami atau pendaki lainnya akan sangat menjunjung nilai Persaudaraan, Di gunung tidak ada sinyal, tidak ada internet sehingga gunung semakin membuat kita dekat dengan alam dan para rekan pendakian”
Yang pasti suasana gunung yang tenang dan sunyi akan selalu membuat kita pendaki gunung akan merindukan momen kebersamaan dan keintiman sebuah jalinan persaudaraan kala mendaki trek yang penuh perjuangan bersama, menikmati secangkir kopi bersama-sama di tenda, atau saat menikmati indahnya matahari terbit, gradasi mengagumkan sang senja, dan juga ribuan bintang malam yang bertebaran, bahkan menerjang badai pun kita lalui bersama-sama.
Sehingga sepulang pendakian, nilai-nilai persaudaraan yang kamu rasakan di gunung, kemudian bisa kamu bawa turun kembali. Dan secara otomatis kamu akan mengupgrade pribadimu menjadi orang yang lebih peduli terhadap sesama, seorang petualang yang lebih hangat, lebih care, dan lebih mengagumkan bagi teman-teman dan orang disekitarmu.
Hal itu pula lah yang mendasari COZMEED mengangkat tagline “LIFE TIME BROTHERHOOD” Kami berharap antara kami dan pelanggan atau pengguna Cozmeed memiliki ikatan yang dekat dan kuat melalui persaudaraan yang terus berlanjut sampai kapanpun.
Kamu mulai rindu dengan gunung atau para sahabat-sahabat baikmu??? Bergegas dan segera angkat ransel COZMEED mu….!!!